Jumat, 28 Desember 2012

Akuntansi Pajak VS Akuntansi Komersial

Akuntansi Pajak dan Akuntansi Komersial apa perbedaannya sih??
Kali ini saya akan membahas tentang akuntansi pajak dan akuntansi komersial. Laporan keuangan pajak biasa disebut dengan laporan keuangan fiskal. Laporan keuangan fiskal biasanya dibuat di akhir tahun, hal ini dilakukan untuk mengetahi berapa jumlah pajak yang harus dibayar dan agar laporan keuangan  sesua dengan permintaan fiskus. 

Akuntansi pajak adalah proses penyusunan laporan keuangan sesuai dengan peraturan undang - undang perpajakan. Sedangkan akuntansi komersial adalah proses penyusunan laporan keuangan sesuai dengan PSAK, Informasi pembukuan diperlukan untuk menghitung pajak terhutang dan verifikasi, serta pemeriksaan dan investigasi terhadap kebenaran penghitungan jumlah utang pajak tersebut. 

Pentingnya pembukuan untuk perpajakan :

  1. Mempermudah Wajib Pajak (WP) mengisi SPT.
  2. Mempermudah perhitungan pengahsilan kena pajak.
  3. Penyajian informasi tentang posisi financial dan hasil usaha untuk bahan analisis atau pengambilan keputusan ekonomi perusahaan.
Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan
     Tujuan Kebijakan Perpajakan :
1. Aspek Alokasi
         Tax policy diarahkan pada sikap netral (tidak/cenderung pengaruhi alokasi & diserahkan pada mekanisme pasar).
2. Aspek Distribusi
         Diarahkan untuk pengaruhi penyebaran pemilikan atau penguasaan faktor- faktor produksi dan pemerataan hasil pembangunan.
3. Aspek Stabilisasi
        dilakukan melalui politik perpajakan, dimana pemerintah melakukan stabilitas ekonomi dengan tingkat pendayagunaan tertentu, SDM, stabilitas harga dan tingkat inflasi.


Hubungan Akuntansi Pajak  Dengan Akuntansi Komersial
Ø  Komersial
  Menyediakan laporan & informasi keuangan serta info lain kepada pihak pengambil keputusan.
Ø  Pajak
  Menyajikan laporan ekuangan & informasi lain (tax compliance) kepada administrasi pajak.

Konsep dasar akuntansi berlaku umum Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial meliputi:
Ø  Accrual Basis : pengakuan transaksi saat terjadi, dilaporkan pada periode tsb.
Ø  Going Concern : mengasumsikan aktivitas perusahaan akan tetap berlangsung terus.


Kamis, 27 Desember 2012

Tax Planning?? Apa Sih Manfaatnya??

      Hari gini bingung masalah pajak? ya.. perpajakan di Indonesia bukan lagi menjadi hal yang tabu bagi warganya, karena pajak saat ini menjadi salah satu pendapatan bagi negara. Semua warganya juga membayar pajak seperti PPN, PBB, PPh, PPnBm dan retribusi lainnya. Perencanaan juga diperlukan agar pembayaran paja bisa ditekan sedikit. Perusahaan besar yang ada di Indonesia biasa mengadakan Tax Planning. Tax Planning tidak melanggar undang - undang perpajakan lho.. asalkan dilaukan dengan benar dan sesuai dengan undang - undang perpajakan.
      Perencanaan Pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
 Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pajak, yaitu : 

  1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan, 
  2. Secara bisnis masuk akal, dan 
  3. Bukti pendukung memadai.

Jika sebuah perusahaan akan melakukan Tax planning maka harus memperhatikan ketiga hal tersebut.


Beberapa strategi yang digunakan dalan mengefisienkan beban pajak adalah :
  1.     Pemilihan Bentuk Badan Usaha antara pemilihan bentuk PT atau CV.
  2.     Memilih lokasi perusahaan atau melakukan penanaman modal di bidang usaha tertentu dan atau di bidang tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional dapat diberikan fasilitas perpajakan.
  3.     Mengambil keuntungan yg sebesar-besarnya dari pengecualian atau pengurangan atas Penghasilan Kena Pajak. Seperti apabila diketahui bahwa Penghasilan Kena Pajak perusahaan besar dan akan mengakibatkan pajak terhutang besar, sebaiknya perusahaan membelanjakan sebagian laba perusahaan untuk penelitian dan pengembangan, biaya pendidikan, biaya training yang boleh dikurangi dari penghasilan kena pajak.
  4.      Penempatan modal perusahan kepada perseroan terbatas lebih menguntungkan kalau besarnya modal yang disetor paling rendah 25 %. Apabila modal yang ditempatkan kurang dari 25 % maka dividen yang dibagi dari perusahan akan dikenakan pajak.
  5.      Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang atau natura / kenikmatan dapat dipilih sebagai alternatif untuk mengefisienkan pajak.
  6.      Pemilihan metode penilaian persediaan dengan metode Average daripada FIFO. Karena pada kondisi perekonomian yg cenderung mengalami inflasi, penetapan metode Average akan menghasilkan HPP lebih tinggi dari pada FIFO. Dengan HPP lebih tinggi, akan mengakibatkan laba kena pajak akan semakin rendah.
  7.      Untuk pendanaan aktiva tetap lebih menguntungkan secara leasing dengan hak opsi dibandingkan pembelian langsung.
  8.      Pemilihan metode penyusutan jika prediksi laba cukup besar sebaiknya menggunakan metode saldo menurun. Tapi jika pada awal investasi tidak dapat memberikan keuntungan, maka metode garis lurus lebih menguntungkan.
  9.      Menghindari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan transaksi pada yang bukan objek pajak.
  10.      Mengoptimalkan kredit pajak. Jangan sampai kredit pajak tersebut menjadi biaya pajak karena akan merugikan.Apabila pajak yang telah dibayar dimuka, dikreditkan, maka kredit pajak akan dapat kembali 100 %. Tetapi apabila pajak yang telah dibayar dimuka dibiayakan, maka pajak yang sudah dibayar hanya kembali 75 %.
  11.      Penundaan pembayaran kewajiban pajak sampai akhir batas jatuh tempo
  12.      Menghindari lebih bayar untuk menghindari kerugian finansil dan menghindari pemeriksaan pajak
Tax Planning tidak sulit kan? Asal tidak melanggar peraturan yang ada.

Sabtu, 14 April 2012

e-Environment (dalam dunia usaha)


Dari berbagai sumber yang saya dapatkan, inilah hasil artikel mengenai e-Environment untuk memenuhi tugas kuliah saya e-business and e-commerce yang dibimbing oleh ibu Imamah Zuhroch.
Environment yang berarti lingkungan  (lingkungan hidup, lingkungan keluarga, lingkungan desa dan sebagainya). e-Environment (elektronik environment) merupakan pengembangan teknologi dan informasi guna melestarikan lingkungan. Keuntungan dari e-Environment adalah bisa membantu melestarikan lingkungan yang ada di negara ini, dapat mempromosikan kekayaan alam yang dimiliki oleh masing-masing daerah dan dapat ikut serta dalam program pelestarian alam. Sebagai contoh dari e-Environment adalah perusahaan Ferrari  yang terdapat di Maranello, Italia yang mana lingkungan kerja di perusahaan tersebut hampir semuanya mengandung e-Environment. Dikatakan demikian karena di dalam perusahaan itu semua karyawan yang akan berangkat bekerja menggunakan sepeda goes dan tidak satu pun dari mereka yang menggunakan kendaraan bermotor.
Ferrari sangat mengutamakan lingkungan, di dalam kantornya pun terdapat hutan kecil yang sangat sejuk dan tidak menggunakan AC (air conditioner) karena mereka meminimalisir dampak pemanasan global. Untuk pembangkit listrik dalam pelaksanaan produksi mereka membuat pembangkit listrik  sendiri yaitu pembangkit listrik tenaga matahari. Sungguh hebat sekali perusahaan ini dan kepeduliannya terhadap lingkungan sangat positif bagi perusahaan lain yang mungkin ingin melakukan hal serupa.

 Contoh website mengenai e-Environment:

                     

Berbicara tentang e-Environment ada sebuah situs yang berisi tentang e-Environment yaitu http://www.wwf.or.id/ . Tujuan utama WWF-Indonesia adalah untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan, dimana manusia hidup selaras dengan alam. Visi WWF-Indonesia adalah "Pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan di masa mendatang". Misi mereka  adalah melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak yang disebabkan manusia melalui upaya:
  • Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta aksi di kalangan masyarakat Indonesia
  • Memfasilitasi upaya multi pihak untuk melindungi keanekaragaman hayati dan proses ekologis dalam skala ekoregional
  • Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung upaya pelestarian
  • Mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Lingkungan e-Environment terbagi menjadi 2, yaitu Macro-e dan Micro-e. berikut klasifikasi dari keduanya:
Macro-e
Micro-e
1.      Social
1.      Organization
2.      Legal, ethics, tax
2.      Customers
3.      Economic
3.      Supplier
4.      Politic
4.      Competitors
5.      Technological
5.      Intermediaries

6.      Public

Macro-e yaitu lingkungan menyeluruh yang mana dalam pelaksana e-Environment harus bisa mengacu pada ke-5 aspek tersebut (SLEPT). Social, setiap usaha yang didirikan berupaya untuk mensejahterakan masyarakatnya, seperti pembangunan salah satu mall yang ada di daerah Malang yang pertamanya diprotes oleh mahasiswa kini telah berdiri dan menjadi pusat belanja ternama karena mereka berkomitmen untuk memperkerjakan masyarakat disekitar mall tersebut. Legal, ethics, tax yaitu usaha mereka telah mendapat izin dari pemerintah setempat sesuai dengan aturan yang berlaku. Dari segi Economic, mereka berhasil. Kemudian Politic, hampir sama dengan Legal, ethics, tax mereka harus mendapatkan izin mengenai usaha yang mereka jalankan. Dan yang terakhir adalah Technological, perusahaan itu jika menggunakan sebuah teknologi diharapkan tidak merusak lingkungan sekitar.
Lanjut mengenai Micro-e, yaitu bagian dari Macro-e. lingkungan ini membahas tentang hubungan antara perusahaan dengan lingkungan dalamnya. Yang pertama adalah Organization, perusahaan harus mempunyai organisasi yang sekalan dengan tujuan utama usaha mereka. Lalu dengan Customers, hasil produksi yang mereka kerjakan tidaklah membohongi konsumen seperti tidak memberikan senyawa berbahaya dalam makanan yang mereka pasarkan dan lain sebagainya. Hubungan perusahaan dengan supplier, Competitors harus baik dan tidak saling menjelek – jelekkan. Kemudian keterkaitan perusahaan dengan Intermediaries dan Public.
Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki dan menjaga lingkungan. Dimulai dari hal-hal yang kecil saja seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok, melakukan reboisasi, dan yang terpenting semua hal itu dimulai dari diri kita sendiri. Lingkungan sangatlah penting bagi berlangsungnya suatu kehidupan. Kualitas individu yang baik tergantung pula dari kualitas lingkungannya.
Saat ini sosialisasi mengenai e-Environment masih sangat kurang baik dari pemerintah maupun organisasi lainnya. Mungkin pemerintah dan penduduk Indonesia masih belum siap dengan adanya e-Environment ini. Hal ini dikarenakan kualitas lingkungan dan individunya masih kurang peduli terahadap lingkungans sekitar sehingga banyak perusahaan industri yang membuang limbah mereka disembarang tempat seperti sungai yang berada di lingkungan masyarakat. Contoh real dari keburukan ulah manusia adalah PT Freeport Indonesia, mereka membuang limbah di lautan yang mana air tersebut digunakan oleh penduduk setempat dan dampak yang diterima sangatlah memprihatinkan. Penduduk menderita penyakit kulit akibat buruknya kualitas air yang mereka konsumsi.
Banyak sekali alam yang dulunya indah, kini telah rusak dan bahkan sudah tidak dapat lagi kita temukan. Dulu banyak pohon dan tumbuhan di hutan yang rindang kini berubah menjadi hutan yang hitam kerena telah terbakar. Dan, buruknya lagi semua hal ini disebabkan oleh manusia sendiri. Berbagai upaya mungkin telah dilakukan oleh pemerintah namun kembali lagi tergantung dari diri manusia itu sendiri. Alasan utama mereka merusak alam adalah karena dari alam inilah mereka hidup seperti menebang pohon dan sebagainya. Masih banyak orang yang membutuhkan pekerjaan.
Di dunia yang modern ini semua serba instan. Bahkan, semua kegiatan yang dilakukan manusia dapat dilakukan hanya beberepa detik saja, “internet” telah mengalahkan semuanya. Walaupun tidak semua dapat dilakukan dengan teknologi, tapi tidak dapat dipungkiri lagi jika karena tekonologi manusia bisa hidup di dunia globalsiasi yang mana semua penduduknya sudah mengerti tentang internet dan cara penggunaanya.
Semakin maju sebuah teknologi semakin besar pula resiko yang harus diterima oleh lingkungan. Salah satunya yang kini kita rasakan adalah efek globalwarming. Karena lapisan ozon bumi yang semakin menipis keadaan bumi terasa semakin panas. Hal ini juga disebabkan karena hutan yang gundul dan banjir akibat manusia menebang pohon sembarangan. Banyak juga satwa asli Indonesia yang populasinya hampir punah karena tempat tinggal mereka telah berubah menjadi bangungan – bangunan megah yang menjulang tinggi.
Semua ini terjadi akibat dari kurangnya kesadaran manusia akan alam dan lingkungan hidup. Seperti yang telah dibahas diawal mengenai perusahaan industry yang membuang limbah hasil produksinya disembarang tempat tanpa memperdulikan bagaimana orang – orang yang hidup ditempat pembuangan limbah tersebut. Mereka hanya memperdulikan egoisme dan keuntungan mereka sendiri. Lingkungan telah dinomor duakan, padahal karena lingkungan itu kita bisa hidup sampai saat ini.
Sebuah pernyataan dari pemerintah yang telah berusaha untuk membuat lingkungan menjadi lestari sudah cukup aktif seperti Bapedalda dan lembaga non-pemerintah seperti WALHI, serta masyarakat luas perlu melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Pada sektor korporasi yang mengelola langsung sumber daya alam lokal, seperti CALTEX, RAPP, serta perusahaan - perusahaan besar lainnya harus memperhatikan kesepakatan ISO-14000 yang mengamanahkan untuk meningkatkan pola produksi berwawasan lingkungan, membangun pabrik atau perusahaan hijau (green company) dengan sasaran keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan yang maksimal dan pola produksi dengan limbah nol (zero waste).
Jika diamati maka sumber pencemar utama adalah transportasi, kebakaran hutan, limbah rumah tangga, limbah tambang, dan limbang industri. Selama 1985 – 2000 jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi meningkat dari 1.2 juta menjadi 19 juta. Pada tahun 1985 – 1997 seluas 20 juta hektar hutan terbakar dan dibakar, dan pada tahun 1997-1998 luas hutan yang terbakar dan dibakar sebesar 10 juta hektar. Dalam hal limbah rumah tangga – hanya 3-5% yang punya akses saluran limbah rumah tangga, sehingga menyumbangkan Emisi CO2 sebanyak 35 juta ton CO2. Pertambangan menyumbang limbah seperti tailing dan merkuri dalam jumlah yang besar, sedangkan industri lainnya menyumbangkan limbah cair (black liquor) karena system daur ulang limbah yang tidak ada, tidak lengkap, atau tidak baik dan juga menyumbangkan Emisi CO2 sebanyak 275 juta ton per tahun.
Terjadinya Global Warming diakibatkan oleh adanya kebijakan pemerintah yang tidak tepat. Pengelolaan hutan yang salah dan menyebabkan hutan tropis hancur serta tidak memberikan manfaat yang signifikan baik bagi pemerintah maupun bagi penduduk di sekitarnya. Yang mengeruk keuntungan adalah pengusaha yang secara semena-mena telah menghancurkan hutan yang menjadi tempat menyimpan air dan penghasil oksigen bagi mahluk hidup dan tempat hidup flora dan fauna. Pengelolaan yang salah menyebabkan bencana banjir dan dampak lingkungan lain, rakyat yang sudah miskin tetap miskin dan bahkan menjadi lebih miskin karena hutannya sudah hancur.
Bertambahanya suhu global yang tidak dapat dicegah lagi dan bahwa perubahan iklim mungkin sudah terjadi sekarang. Selain itu penyebab utamanya adalah adanya konsumsi yang berlebihan. Bukan oleh 80% penduduk miskin di 2/3 belahan bumi, tetapi oleh 20% penduduk kaya yang mengkonsumsi 86% dari seluruh sumber alam dunia. Program konversi minyak tanah menjadi gas juga dapat diambil sebagai contoh bahwa ketidaksiapan pemerintah secara infrastruktur dan juga sosialisasi, menyebabkan banyak orang desa menggunakan lagi kayu bakar dengan merambah hutan, karena untuk memasak mereka sulit memperoleh minyak tanah dan gas, serta harga gas terus membumbung tinggi. Kampanye dalam rangka Pemilu juga memacu kerusakan lingkungan, karena penyumbang dana pemilu bisa jadi disumbang oleh pengusaha pembalakan hutan liar sebagai upaya pencucian uang.
Sungguh miris Negara ini, namun tidak semua melakukan kercurangan – kecurangan tersebut. Masih ada segelintir orang yang peduli terhadap lingkungan dan mereka berupaya semampu mereka untuk melestarikan lingkungan. Seperti “Danone Aqua”, yang menjadi salah satu perusahaan yang menerima penghargaan di Indonesia Green Award 2011. Aqua mendapat penghargaan tersebut karena mendukung terwujudnya konsep penataan kawasan yang terpadu serta peduli pada daur ulang sampah plastik. Selain itu, aqua juga mengadakan sebuah program bertajuk aqua peduli yang mana tujuan dari program tersebut adalah untuk membantu wilayah Indonesia yang kekurangan air bersih untuk mewujudkan peningkatan kebiasaan hidup sehat keluarga. Berkat program ini, kini masyarakat NTT sudah dapat mengambil air bersih di tempat yang lebih dekat.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Murung Raya, Kepala Badan Lingkungan Hi­dup Kabupaten Murung Ra­ya, Ingatno, Kalteng, mengimbau perusahaan untuk ti­dak sembarangan men­jalankan aktivitasnya apa­lagi sampai melakukan pen­cemaran lingkungan. Setiap perusaha­an­ harus lebih intensif mela­kukan sosialisasi kepada ma­sya­­rakat. Sosialisasi itu bisa berupa program maupun aktifitas yang mereka lakukan di desa sekitar perusahaan. Dia mencontohkan, jika air sungai tercemar, bagaimana langkah dan upaya yang dila­ku­kan untuk menetralisasi agar air itu layak dikonsumsi. Se­lain itu, perusahaan juga ha­rus menyediakan falitas air bersih bagi masyarakat, se­hingga dari sisi kesehatan ter­tangani. Begitu juga sektor lainnya­. Ingatno, mengingatkan, jang­an sampai perusahaan beker­ja­ di Kabupaten Murung Raya ketika kegiatannya usai yang ditinggalkan hanya limbah­nya­ dan hal itu sangat tidak diharapkan oleh pemerintah kabupaten.
Dampak positif dari adanya e-Environment adalah kita dapat melestarikan lingkungan sekitar dan membantu mempromosikan Negara kita untuk dunia luar. Jika kita ingin Negara ini bersih dan dikenal oleh masyarakat luar karena keindahannya, marilah kita mulai untuk mewujudkan itu semua. Tanpa adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat semua tak kan bisa terwujud sesuai yang kita harapkan. Untuk itu bersama – sama kita peduli akan lingkungan kita mungkin dengan adanya e-Environment ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan lingkungan usaha yang sehat, bersih dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.


Sumber:
·         http://www.wwf.or.id/
·         http://www.aqua.com/
·         http://www.borneonews.co.id/

Kamis, 23 Juni 2011

Tasawuf, Akhlak Tahali dan Tajalli



Tasawuf adalah mensucikan diri tanpa ada campur tangan dunia sedikitpun (bertawakal dan senantiasa menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT.
Takhalli artinya mengosongkan jiwa dari sifat-sifat buruk seperti sombong, dengki, iri hati, cinta kepada dunia, cinta kedudukan, riya’, dan segala perbuatan yang tidak mencerminkan iman kepada Allah SWT.
Tahalli berarti menghiasi jiwa dengan sifat-sifat yang mulia seperti kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, kedermawanan, sabar, keikhlasan, tawakal, kerelaan, cinta kepada Allah SWT, serta banyak beribadah, berzikir, dan muraqabah kepada Allah SWT. Setelah menempuh takhalli dan tahalli, sampailah para salik pada sesuatu yang dinamakan tajalli. Secara etimologi, tajalli berarti pernyataan atau penampakan.
Tajalli adalah terbukanya tabir yang menghalangi hamba dengan-Nya sehingga hamba menyaksikan tanda-tanda kekuasaan dan keagungan-Nya. Istilah lain yang memiliki kedekatan arti dengan tajalli adalah ma’rifah, mukasyafah, dan musyahadah. Semua itu menunjuk pada keadaan di mana terbuka tabir (kasful-hijab) yang menghalangi hamba dengan Allah SWT.

Hubungan Akhlak dengan Tasawuf:
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.

Implementasi akhlak dan tasawuf dalam kehidupan yang menyangkut:
1.      Akhlak kepada Allah SWT
Yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya seperti melaksanakan sholat 5 waktu, puasa wajib dan sunnah, bertawakal kepada Allah, berdzikir dan muraqabah kepada Allah SWT.
2.      Akhlak kepada manusia
Yaitu dengan bersikap saling menghargai, saling menghormati satu sama lain, saling tolong – menolong, bersikap dermawan dan kejujuran.
3.      Akhlak terhadap lingkungan
Yaitu dengan menjaga lingkungan agar tidak rusak, menjaga klebersihan lingkungan, tidak merusak dan membuang sampah sembarangan.